Pemilu kali ini adalah adu head to head antara Prabowo dan Jokowi. Jika dilihat dari respon masyarakat, nampaknya pertarungan akan terjadi secara ketat. Banyak yang mendukung Prabowo dan banyak pula yang mendukung Jokowi. Mengapa banyak yang mendukung keduanya?
Yang pertama, dari segi karakter
Sudah lumrah jika masyarakat akan membandingkan karakter antara presiden yang sekarang dengan calon presiden yang akan datang. Kedua capres ini diinterpretasikan oleh masyarakat memiliki karakter yang berbeda dengan pemimpin saat ini.
Misalkan soal ketegasan, Prabowo diinterpretasikan oleh masyarakat sebagai pemimpin yang tegas. Tentunya masyarakat menaruh harapan pada pemimpin tegas. Karena banyak masyarakat yang menganggap pemimpin saat ini terkesan lambat dan kurang tegas.
Bagaimana dengan Jokowi? Masyarakat menginterpretasikan Jokowi sebagai pemimpin yang sederhana, pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Tentunya masyarakat pun mengharapkan pemimpin yang seperti itu karena pemimpin saat ini dianggap kurang dekat dengan masyarakat.
Ya, faktor karakter itulah yang membuat masyarakat menaruh harapan pada kedua sosok ini. Bahkan masih banyak masyarakat yang bingun mau pilih yang mana.
Tapi diantara faktor yang membuat masyarakat memilih salah satunya, masyarakat juga punya penilaian terhadap faktor yang membuat mereka tak memilih salah satu calon. Masyarakat menilai masing-masing calon ini punya kelemahan yang berbeda.
Contoh, Prabowo dikait-kaitkan dengan masa lalunya yang dituduhkan sebagai dalang di balik penculikan aktivis pada kerusuhan 98. Sementara integritas Jokowi sempat dipertanyakan ketika ia baru menjabat 2 tahun menjadi gubernur tapi sudah mencalonkan diri sebagai capres. Padahal saat menjadi gubernur sering berkata tidak memikirkan soal pencapresan.
Selain contoh tersebut, banyak pula faktor yang membuat masyarakat tak memilih salah satu calon. Faktor media yang menghembus-hembuskan sisi negatif dari salah satu calon pun mempengaruhi. Selain faktor-faktor lain seperti siapa wakilnya, siapa koalisinya, dan lain sebagainya.
Tapi tentunya kita berharap siapapun yang menjadi presidennya nanti bisa memberikan inspirasi buat seluruh rakyat Indonesia untuk sama-sama membangun bangsa ini. Karena kemenangan bukanlah ketika mereka terpilih, kemenangan yang sesungguhnya adalah ketika mereka mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang makmur, bangsa yang maju dan sejahtera.
Yang pertama, dari segi karakter
Sudah lumrah jika masyarakat akan membandingkan karakter antara presiden yang sekarang dengan calon presiden yang akan datang. Kedua capres ini diinterpretasikan oleh masyarakat memiliki karakter yang berbeda dengan pemimpin saat ini.
Misalkan soal ketegasan, Prabowo diinterpretasikan oleh masyarakat sebagai pemimpin yang tegas. Tentunya masyarakat menaruh harapan pada pemimpin tegas. Karena banyak masyarakat yang menganggap pemimpin saat ini terkesan lambat dan kurang tegas.
Bagaimana dengan Jokowi? Masyarakat menginterpretasikan Jokowi sebagai pemimpin yang sederhana, pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Tentunya masyarakat pun mengharapkan pemimpin yang seperti itu karena pemimpin saat ini dianggap kurang dekat dengan masyarakat.
Ya, faktor karakter itulah yang membuat masyarakat menaruh harapan pada kedua sosok ini. Bahkan masih banyak masyarakat yang bingun mau pilih yang mana.
Tapi diantara faktor yang membuat masyarakat memilih salah satunya, masyarakat juga punya penilaian terhadap faktor yang membuat mereka tak memilih salah satu calon. Masyarakat menilai masing-masing calon ini punya kelemahan yang berbeda.
Contoh, Prabowo dikait-kaitkan dengan masa lalunya yang dituduhkan sebagai dalang di balik penculikan aktivis pada kerusuhan 98. Sementara integritas Jokowi sempat dipertanyakan ketika ia baru menjabat 2 tahun menjadi gubernur tapi sudah mencalonkan diri sebagai capres. Padahal saat menjadi gubernur sering berkata tidak memikirkan soal pencapresan.
Selain contoh tersebut, banyak pula faktor yang membuat masyarakat tak memilih salah satu calon. Faktor media yang menghembus-hembuskan sisi negatif dari salah satu calon pun mempengaruhi. Selain faktor-faktor lain seperti siapa wakilnya, siapa koalisinya, dan lain sebagainya.
Tapi tentunya kita berharap siapapun yang menjadi presidennya nanti bisa memberikan inspirasi buat seluruh rakyat Indonesia untuk sama-sama membangun bangsa ini. Karena kemenangan bukanlah ketika mereka terpilih, kemenangan yang sesungguhnya adalah ketika mereka mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang makmur, bangsa yang maju dan sejahtera.